ketika pulang ke Indonesia, PMI bisa memiliki penghidupan yang lebih baik
Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pos Indonesia (Persero) mengajak pekerja migran Indonesia (PMI) melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI) di Kota Bandung, Jawa Barat karena memiliki program pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Kami menaungi Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI) yang bisa belajar jarak jauh, jadi PMI bisa mendapatkan gelar dari jarak jauh," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal R Djoemadi saat acara pelepasan 524 orang PMI program kerja sama antarpemerintah Indonesia-Korea Selatan (G to G Korsel) melalui Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin.
Faizal berharap ketika pulang ke Indonesia, PMI bisa memiliki penghidupan yang lebih baik ketika repatriasi karena mempunyai pengalaman kerja dan wawasan luas di luar negeri, serta pendidikannya pun meningkat.
Karena PMI yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi ibarat paket lengkap di dunia kerja, karena kompetensi dan wawasannya tentu lebih baik dari pekerja kebanyakan yang sudah sekolah tinggi namun belum berkesempatan bekerja di luar negeri.
"Berwirausaha bisa, tapi ketika bekerja lagi pun dia bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik lagi," kata Faizal.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR periode 2014–2019 Oesman Sapta Odang (OSO) berpesan supaya para PMI G to G Korsel tersebut bisa mengambil ilmu dari luar negeri untuk dikembalikan membangun negara sendiri.
Agar PMI tidak berlama-lama di luar negeri, kata OSO, kontrak kerja selama lima tahun di Korsel digunakan sebaik-baiknya untuk mencari ilmu dan mentransfer teknologi dari luar negeri kepada para pekerja di Indonesia sekembalinya para PMI itu nanti ke tanah air.
Dalam kesempatan itu, sebanyak 524 pekerja migran Indonesia mendapatkan giliran pemberangkatan ke Korsel pada 13 dan 14 Februari 2023.
"Total ada sebanyak 524 PMI yang diberangkatkan program G to G ke Korea Selatan," ujar Kepala BP2MI Benny Ramdhani.
Benny memerinci data dari jumlah tersebut, 407 PMI akan bekerja di bidang manufaktur, sedangkan sisanya sebanyak 117 PMI pada sektor perikanan.
Dalam laporan BP2MI, dari 524 PMI G to G Korsel terdapat 14 orang yang melewati sistem perizinan penempatan ulang (re-entry) yaitu 12 PMI sektor manufaktur dan dua PMI sektor perikanan.
Adapun daerah asal PMI G to G Korsel paling banyak disumbang Jawa Timur (248 orang), disusul Jawa Tengah (183 orang), Jawa Barat (66 orang), Lampung (18 orang), Bali (tiga orang), Bengkulu (dua orang), Sumatera Utara (dua orang), Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara, dan Yogyakarta masing-masing satu orang.
Sejak 9 Desember 2021 sampai 14 Februari 2023, ada 11 kali pemberangkatan oleh BP2MI dengan total kurang lebih 13.731 PMI yang diberangkatkan, terdiri dari 2.114 program re-entry, dan 11.617 program reguler.
Baca juga: PT Pos tawarkan PMI layanan Pospay untuk transaksi dari luar negeri
Baca juga: BP2MI deteksi jalur baru penyelundupan pekerja migran ilegal
Baca juga: Kepala BP2MI komitmen tindak mafia penempatan ilegal PMI
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023